Posted by : Unknown Wednesday, December 19, 2012

Dalam rangka inovasi pengajaran fisika telah dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran fisika yang disebut Pendekatan Pembelajaran  Konseptual Interaktif (ICI). Pendekatan ini memiliki ciri utama menekankan pada penanaman konsep terlebih dahulu diawal proses pengajaran, dan menggunakan sistem kolaborasi dalam kelompok kecil, menggunakan metode demonstrasi, dan mengutamakan diskusi yang nantinya diharapkan mampu memotivasi siswa sehingga berimpilikasi pada penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa.
Pendekatan pembelajaran ini adalah salah satu alternatif pembelajaran perubahan konseptual yang berbasis konstruktivistik. ICI yang dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat mendukung perkembangan keterampilan berpikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. (Santyasa, dkk. 2004)
Sistem tradisional telah mendefiniskan bahwa berpikir yang baik adalah sebagai suatu masalah kemampuan kognitif atau keterampilan berpikir. Maka kini kita memiliki dua istilah: “kemampuan kognitif” dan “keterampilan berpikir”. Kemampuan kognitif akan dipengaruhi oleh pola berpikir, atau suatu kumpulan persepsi yang dibentuk dari pengalaman atau pelajaran masa lalu. Keterampilan berpikir merupakan kemampuan untuk menggunakan kumpulan pola berpikir. Dengan meningkatkan kemampuan kedua macam berpikir tersebut maka, seseorang akan dapat menjadi Pemikir yang baik.
Edward De Bones (1982 : 10-14) mendefenisikan berpikir sebagai bagian dari keterampilan operasi intelejensi yang bertindak atas pengalaman (untuk suatu tujuan). Defenisi ini lebih memfokuskan pada tiga unsur yaitu keterampilan operasi, intelegensi dan pengalaman. De Bones menyatakan bahwa pemikir adalah tujuan dan lebih menekankan konstruktivitas daripada kritikan. Tujuan pemikiran adalah untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, keputusan atau tindakan yang di lakukan adalah bagian dari proses penghargaan terhadap ide dan bukan untuk membuktikan bahwa kita lebih pintar dibandingkan orang lain.

“The thinker treats thinking as a skill worth both practising and observing. He is able to think about thinking in general and his own thinking in particular. He is objective, and notes where his thinking is being less than effective. He is conscious of what needs doing even when he cannot do it. He surveys the thinking of others:not to find fault but as a map-maker might survey the tetrain. He is constructive rather than critical, and supposes that the purpose of thinking is to reach the better understanding, decision or course of action:not to prove that he is smarter than someone else. He appreciates an idea just as he might appreciate a beautiful flower, no matter in whose garden it may be growing”

Edward de Bones kemudian membagi pola berpikir menjadi dua yaitu kemampuan berpikir vertikal dan kemampuan berpikir lateral. Berpikir vertikal adalah pola berpikir logis konvensional yang selama ini kita kenal dan  umum dipakai. Pola  berpikir  ini  dilakukan  secara  tahap  demi  tahap berdasarkan  fakta yang ada,  untuk  mencari  berbagai  alternatif pemecahan masalah, dan akhirnya memilih alternatif yang paling mungkin menurut logika normal. Sedangkan berpikir lateral tetap menggunakan berbagai fakta yang ada, menentukan hasil akhir apa yang diinginkan, dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak dengan cara berpikir tahap demi tahap) mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang paling mungkin mendukung hasil akhir tersebut.
Berpikir lateral sebagai metode berpikir yang memperhatikan masalah perubahan konsep dan persepsi. Sehingga perpikir lateral merupakan salah satu langkah untuk dapat berpikir secara lebih terbuka, fleksibel, dan kreatif terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar. Dalam teori ini dikenalkan operasi PO. Operasi ini merupakan kependekan dari provocative operation, yaitu suatu operasi yang memprovokasi ide selanjutnya. PO digunakan untuk mengusulkan ide yang tidak harus merupakan solusi atau ide yang ‘baik’, tetapi mendorong untuk berpikir ke tempat baru dimana ide bisa dihasilkan. 
Pendekatan Pembelajaran konseptual interaktif (ICI) merupakan landasan pembelajaran keterampilan berpikir. Pendekatan ini terdiri atas empat tahapan yang tidak dapat dipisahkan, diantaranya 1). Conceptual focus, 2). Classroom interaction, 3). Research-based  materials,  dan 4). Use of texts. Dalam implementasinya, keempat komponen ini membentuk pembelajaran yang utuh.
Conceptual Focus 
Yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi matematik. Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
Classroom Interaction
Merupakan tahapan model ICI yang kedua. Pada tahapan ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.
Research-Based Materials. 
Pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual focus digunakan dalam pembuatan makna. Ulangan berbasis penelitian berfungsi mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian juga merupakan alat diagnostik, yaitu asesmen yang dapat mengukur pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam pembelajaran lebih lanjut.
Use of Texts. 
Penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan buku teks dapat melibatkan siswa dalam proses berpikir, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan pengetahuan yang didapat pada buku.



Semoga Bermanfaat
Ijin dikomentari agar tercipta suasana transfer ide dan kritikan yang lebih baik

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Selamat Datang

SC Indonesia Cabang Barru Blog hadir sebagai wadah untuk kita bisa saling berbagi saran, kritikan, ilmu dan opini yang bersifat membangun. Tak bisa dipungkiri, saat ini kita masih dalam tahap belajar dan itulah yang kemudian saya anggap sebagai sebuah dinamika tanpa batas. Semoga apa yang termuat dalam blog ini, bisa bermanfaat untuk kita semua.

Salam kasih

Popular Post

- Copyright © SCI BARRU -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -