Posted by : Unknown
Wednesday, December 19, 2012
Semua
model pengajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur penghargaan (reward).
Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu
diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kelas. Hal
ini berlaku pada pengajaran klasikal maupun pengajaran dengan kelompok kecil,
di mana siswa diharapkan melakukan sesuatu selama pengajaran itu, baik tuntutan
akademik maupun sosial terhadap siswa pada saat mereka bekerja menyelesaikan
tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.
Struktur tugas berbeda sesuai dengan berbagai macam
kegiatan yang dilaksanakan di dalam pendekatan pengajaran tertentu. Sebagai
contoh, beberapa pelajaran membolehkan siswa
duduk pasif sambil menerima informasi dari ceramah guru; pelajaran lain
menghendaki siswa mengerjakan LKS dan pelajaran lain lagi menghendaki diskusi
dan berdebat. Struktur tujuan suatu pelajaran adalah saling ketergantungan yang
dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Terdapat tiga macam
struktur tujuan yang telah berhasil diidentifikasi. Struktur tujuan disebut individualistic, jika
pencapaian tujuan itu tidak memerlukan interaksi dengan orang lain dan tidak
bergantung pada baik-buruknya pencapaian orang lain. Siswa yakin upaya mereka
sendiri untuk mencapai tujuan tidak ada hubungannya dengan upaya siswa lain
dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian setiap usaha yang dilakukan
oleh suatu individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu
lainnya.
Struktur tujuan
kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan
mereka dengan siapa mereka bekerjasama mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap
individu ikut andil menyumbang pencapaian tujuan itu. Tujuan kelompok akan
tercapai apabila semua anggota kelompok mencapai tujuannya secara bersama-sama.
Struktur penghargaan untuk berbagai macam model
pembelajaran juga bervariasi. Seperti halnya struktur tujuan yang dapat
diklasifikasi menjadi individualistik dan kooperatif. Struktur penghargaan
individualistik terjadi bila suatu penghargaan itu bisa dicapai oleh siswa
manapun tidak bergantung pada pencapaian individu lain, sedangkan struktur
penghargaan kooperatif sebaliknya, yakni situasi di mana upaya individu
membantu individu lain mendapat penghargaan menggunakan struktur penghargaan
kooperatif.
Pengorganisasian pembelajaran kooperatif dicirikan oleh
struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam
situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikendalikan untuk bekerja sama
pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya. Terdapat tiga langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran
dimulai dengan (1) guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini
diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada
secara verbal. Selanjutnya (2) siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini
diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan
tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi (3) presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi
tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip Konstruktivisme dari Vygotsky,
yang menganggap bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit, jika mereka
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Pembelajaran
kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Dalam
Solihatin (2007: 4), Slavin menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran ditawarkan berbagai pendekatan maupun metode yang
bisa diterapkan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar
kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu
dipecah menjadi kelompok, haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar
kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau setiap 2 minggu siswa
diberi kuis. Kuis itu di skor, dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Semoga Bermanfaat
Ijin dikomentari agar tercipta suasana transfer ide dan kritikan yang lebih baik
Related Posts :
- Back to Home »
- Pengantar Pembelajaran »
- Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD